Chapter 186
Obatnya itu hanya waktu. Aku berusaha menerima apa yang terjadi dengan diri aku. Kita memang nggak pernah tahu apa yang akan terjadi, tapi kita bisa belajar dari setiap kejadian yang pernah kita alami. Aku percaya kita pasti bisa untuk melewatinya.
Ketika kita menyadari kesalahan diri, segeralah untuk memperbaiki. Tetap semangat mewarnai hari, karena
hidup cuma sekali, jadi buatlah berarti. Kira-kira seperti itu yang pernah aku ucapin ke kamu kalau nggak salah. Kamu masih ingat nggak, Rao? Kamu tuh yang diingat pasti minuman terus. Hahaha!”
Rao menganggukkan kepalanya sambil menggigit bibirnya.
“Fan, aku akui, aku pernah sangat membencimu kamu. Jatuh cinta adalah salah satu hal yang paling aku benci. Terlebih lagi aku jatuh cinta sama kamu! Aku Jatuh cinta sama seorang wanita yang aku sendiri nggak bisa memiliki dirinya utuh, yaitu kamu! Kenapa sekarang aku jatuh cinta sama kamu!”