Chapter 167
“Ciee!” celetuk Erik.
“Berarti benar dong kalau kamu cinta sama aku,” tanya
Fania dengan penuh senyuman.
“Mungkin Rao ngungkapinnya nggak di sini. Dia malu sama aku, Fan,” kata Erik.
“Apaan sih, Rik.”
“Rao, aku lagi ngidam nih. Si Fasta minta jalan-jalan naik
motor.”
“Fasta lagi Fasta lagi! Sekalian aja namanya spaghetti
atau burger,” jawab Rao sambil tertawa.
“Yaudah sana! Pakai motor kamu jalan-jalannya, Rao,”
jawab Erik.
“Nah! Benar tuh. Mobilku titip di sini aja ya, Rik. Nih!
Kuncinya.”
“Mau jalan-jalan ke mana sih? Aku lagi mabok nih.” “Mabok cinta?” sahut Fania.
Akhirnya Rao pun luluh dan mengikuti permintaan Fania. Mereka bertiga lalu turun ke lantai bawah.
“Bingung aku, Rik, mau dibawa ke mana nih cewek.”