Chapter 166
“Hahaha! Masih nggak ngaku juga kamu, Rao,” tanya
Fania.
“Tuhan, kenapa aku harus bertemu dengan cewek seperti ini?”
“Karena jodoh, Rao,” sahut Erik.
“Nggak, Rik. Ini musibah,” jawab Rao sambil menatap
Fania.
“Huss! Ngaco deh. Enak aja aku dibilang musibah!” sahut
Fania dengan wajah cemberut.
“Nggak ada yang kebetulan di dunia ini, Rao,” jawab Erik dengan bijak.
“Tuh dengar sahabat kamu! Kamu beruntung punya sahabat kayak Erik. Harusnya kamu bersyukur,” tambah Fania.
“Oh, Tuhan! Kenapa sih cowok ini keras kepala dan gengsi untuk mengakui kalau dia emang cinta samaaku?”
“KOK KAMU BERHARAP BANGET SIH!” tanya Rao dengan nada tinggi, “Emang cinta itu harus diungkapin? Apa gunanya kamu punya hati kalau nggak bisa merasakan?” jawab Rao.