Chapter 162
ngelakuinnya, udah berapa kali, dan mungkin nggak sama Rendi, tapi bisa jadi sama pacarmu yang dulu entah pacar yang ke berapa. Bisa aja kan? Jadi, apa yang aku lakuin ke kamu itu bagiku hanya balas dendamaja. Cuma pengen nunjukin ke kamu kalau pembalasan itu lebih kejam! Kamu nggak usah ke-G-R-an deh, Fan.”
“Jancoooookk kon yo! Aduh! Aku jadi misuh. Oh, jadi gitu? Okay! Aku ke-GR-an. Yo wis, aku minta maaf ya, Rao. Asal awakmu ngerti yo, aku bukan tipe cewek yang gampangan nyerahin kehormatan aku kalau bukan sama cowok yang bener-bener aku cinta. Sialnya kok bisa aku jatuh cinta sama cowok brengsek yang ada di hadapan aku ini. Tapok lambemu yo!” balas Fania dengan logat Surabaya yang kental.
“Jatuh cinta ataupun nggak, itu soal pilihan. Lagi pula apa alasan kamu jatuh cinta sama cowok kayak aku? Atau ini cara kamu agar aku bertanggung jawab. Iya kan?”