Sidzia Madvox2024/02/16 06:23
Follow

“Rao, are u okay?”

 

 

“Aku telah berdosa karena melukai hati seorang wanita. Aku sudah menghancurkan hidup kamu, Fan,” Rao menangis. Termehek-mehek, tapi masih terlihat elegan.

 

“Rao, Kamu nangis? Seriously? Haha…Kamu bisa nangis juga ternyata?” ledek Fania.

 

“Aku baru sadar ketika aku menyakiti dan melukai hati seorang wanita, itu sama aja aku telah menyakiti dan melukai hati ibuku.”

“Aku mungkin nggak pantas dapat maaf dari kamu, Fan.” “Kok ngomong gitu? Rao, kita sama-sama jauh dari orang

tua.  Karena  sejauh  apapun  kita  pergi,  tempat  paling

nyaman itu di rumah. Ketika kita bisa berkumpul


bersama keluarga. Ada ayah, ibu, saudara. Itu adalah kebahagiaan yang tak terhingga. Dan bersyukur akan membuat kita semakin bahagia.”

 

“Iya, Fan. Keluarga begitu sangat berarti. Aku juga rindu sosok ibu aku. Ingin rasanya aku balik ke Tangerang dan memeluk Ibuku.”