Chapter 143
favorit Rao, yaitu Queen. “Gillaaakk, Ver! Kamu tahu aja
band kesukaan aku. Hehe.”
“Itu juga band kesukaan aku kali! Tapi kamu ambilnya nanti aja pas balik. Sekarang kita party dulu, Rao! Masakannya sudah siap nih!”
“Okay, siapa takut!”
Mereka berdua menyantap Palumara. Makanan khas
Makassar dengan bumbu kuning berbahan dasar ikan.
Mendung kian hitam menggantung di langit Kota Mataram siang itu. Hujan pun turun beserta angin, mengoyak-ngoyak dan memporak-porandakan pepohonan hingga tumbang dan mengganggu lalu lintas.
Mereka berdua tak ambil pusing dengan keadaan cuaca yang memang susah ditebak akhir-akhir ini. Gelas mulai terisi dan sirnalah dehidrasi. Hangatnya alkohol yang masuk ke dalam tenggorokan secara halus membuat suasana menjadi enjoy. Tak ketinggalan lagu-lagu romantis era 80-an berkumandang seiring berputarnya piringan hitam. Rao dan Vero mulai terhanyut dalam kenikmatan yang bertajuk “Twist Surprise”.