Chapter 140
Handphone Rao berdering berkali-kali. Rao yang masih terbaring di kasur empuknya seketika terbangun. Rao mencoba meraih handphonenya yang tergeletak di meja kecil sebelah tempat tidurnya. Baru mau menjawab, tapi panggilan itu keburu berakhir.
Tak berselang lama, pesan singkat muncul berisikan ajakan untuk bertemu. Siang itu Vero mengundang Rao untuk datang ke rumahnya dalam rangka party kecil- kecilan sebagai bentuk rasa syukur atas suksesnya tour yang ia jalani bersama bandnya seraya menenggak minuman beralkohol empat puluh persen. Tanpa membuang buang waktu, Rao bergegas ke rumah Vero. Rao memacu motornya dengan kecepatan enam puluh kilo meter per jam.
“Baru bangun ya, Rao? Sapa Vero sambil mengibaskan rambutnya yang kini mulai berwarna Maroon,” Rao nampak melongo ketika berhadapan dengan Vero yang saat itu menggunakan daster agak transparan.