Chapter 139
Sebenarnya Fania sendiri masih betah di Sumbawa. Ingin rasanya ia berkelana, berpetualang ke tempat-tempat wisata yang ada di Sumbawa. Suatu hari nanti bersama Rao? Bisa jadi. Karena itu memang harapan dari Fania meski entah kapan akan terwujud.
Ini bukan hanya soal pekerjaan, melainkan semacam healing untuk diriku atas luka yang aku derita saat pertama bertemu dengan cowok yang membuat aku
bingung, yang mengawur-awur perasaan aku. Ibaratkan adonan yang diaduk dan dikocok, tapi tak dibuat jadi kue, dibiarkan begitu aja. Peristiwa-peristiwa absurd yang sampai detik ini masih tak habis pikir aku dibuatnya. Si keras kepala yang membuat hari-hari aku menjadi porak- poranda. Namun, semua itu seketika sirna setelah aku berada di sini. Banyak hal menarik dan menyenangkan yang aku dapatkan di pulau ini, di kota ini. Terima kasih atas pengalaman yang berharga dan tak terlupakan. Terima kasih, Sumbawa! Aku Pamit. Fania menulis status di Facebooknya setelah sekian lama absen.