Sidzia Madvox2024/02/16 06:23
Follow

“Kehadiran aku ke sini hanya untuk mengatakan kalau aku nggak akan berantem lagi sama kamu, Fan. Aku akan menjauh dari hidup kamu. Aku minta maaf atas semua kesalahan yang pernah aku perbuat ke kamu. Selamat sore!”

 

Lalu Rao pergi meninggalkan Fania. Fania tertegun sambil menatap Rao yang pergi berlalu usai memuntahkan kata-kata yang tak pernah terbayangkan. Entah harus bahagia atau sedih, justru Fania semakin merasa tak memiliki siapa-siapa. Semua orang seakan menjauh dari hidupnya. Apa yang baru aja terucap dari mulut Rao semacam genjatan verbal. Tidak ada lagi adu mulut. Tidak ada lagi keributan. Kini Fania merasa tidak menjadi teman, tidak pula menjadi musuh. Apalagi


menjalin hubungan asmara. Apa yang diucapkan oleh Rao sore itu lebih sakit dari berpuluh-puluh kali makian yang ia terima sepanjang ketegangan dirinya dengan Rao.