Chapter 94
Kita berdamai aja, Rao!” bentak Fania.
“Hah! Berdamai? Semudah itu kamu mau ngajak berdamai setelah apa yang kamu lakuin ke aku. Kamu sudah bikin malu aku di depan umum! Hampir aja aku di gebukin massa. Nama baik aku tercoreng.”
“Ya ampuuun. Yang kamu permasalahin soal itu terus, Rao! Terus aku harus minta maaf dengan cara gimana ke kamu, Rao? Lagi pula aku nggak bermaksud nuduh kamu jambret tas aku. Sumpah demi Tuhan aku nggak bermaksud nuduh kamu, Rao.”
“Terus maksud kamu WhatsApp aku ngajak ketemuan di sini buat apa kalau bukan buat cari masalah. Kamu bangunin singa tidur. Dari mana kamu dapat nomor aku?”
“Bingung aku ngomong ke kamu. Kamunya nggak ngerti- ngerti. Maksud aku ngajakin ketemuan untuk mengakhiri pertikaian. Paham nggak?! Dan kamu nggak perlu tahu aku dapat nomor kamu dari mana,Rao. Kamu denger baik-baik ya! Aku datang ke Mataram buat kerja.