Chapter 84
sambil tertawa.
***
Hari-hari Fania menjadi mendung. Kini Fania memilih untuk menjauh dari rutinitas. Ia mengambil cuti selama seminggu.
Hijaunya bukit dengan pepohonan yang rindang cukup menenangkan hatinya yang sedang diterpa badai kegalauan. Erik yang selama ini menjadi tempat berbagi keluh kesah, seminggu lalu sudah berangkat ke Jakarta untuk urusan kerjaan. Rendi, yang dulu pernah menjalin hubungan asmara dengannya tak tahu kini rimbanya. Fania pun memang tak mengharapkan lagi kehadiran Rendi di hidupnya. Felisa yang selama ini dianggap sebagai teman sef-frekuensi malah memutuskan hubungan. “Mbak, ini tehnya,” kata bibik pemilik warung yang sudah tiga tahun berjualan di bukit Nescafe.
“Terima kasih banyak, Bik,” jawab Fania dengan santun. Sore itu Fania mengunjungi bukit Nescafe usai melihat postingan kliennya di media sosial Instagram.
Langit biru dengan awan yang mondar-mandir dan bercerai-berai serta kicauan burung-burung yang sepertinya sedang mengadakan konser semakin