Sidzia Madvox2024/02/16 06:23
Follow

Sore yang cerah. Sedikit gerah dan Vero yang tak pernah kenal lelah akhirnya bisa hangout berdua dengan Fania. City car berwarna silver itu mengantar mereka menuju Mataram Plaza. “Emang kakak berangkat tournya kapan sih?”

 

“Sekitar akhir Mei, Fan. Beberapa hari ini kakak sibuk untuk latihan. Jadi, sering di basecamp dan studio.”

 

“Kenapa, Fan? Kamu mau ikut tour?”

 

 

“Hahahaha! Nggak, Kak. Cuma nanya doang. Hehe.”

 

 Setibanya di Mataram Plaza mereka menuju restoran siap saji. Obrolan demi obrolan dimuncratkan. Makanan dan minuman yang tersaji di atas meja mereka menjadi pendengar setia. Tawa renyah dan kriuk-kriuk bak kerupuk kulit menambah seru suasana. Vero yang memang dikenal hangat dan ceria selalu sukses membuat orang-orang di sekelillingnya menjadi gembira.

 

Di balik keceriaan itu, ingin rasanya Fania menceritakan kejadian yang dialaminya. Peristiwa yang tak akan dilupakan seumur hidupnya. Namun, ia tak mau menambah beban pikiran sepupunya itu. Fania merasa Rao ada di hadapannya