Chapter 78
dan setia yang mampu menghiburnya di kala sedih dan kesepian. Minuman yang bisa membuatnya enjoy dan melupakan persoalan- persoalan hidup walau hanya sesaat. Rao menikmati
atmosfer transisi dari terang menjadi gelap di Area
Taman Bunga Aura Regency.
“Aku pikir ada tikus lagi rapat. Eh, tahunya ada buaya lagi galau. Ciiiee…cieee…Kamu lagi galau ya? Lagi mikirin cewek ya? Ciieee…Diputusin sama cewek kamu ya? Ups! Aku lupa. Kamu kan homo. Lagian kalaupun normal, mana ada sih cewek yang mau sama tipe cowok kayak kamu. Sahabat sendiri aja dipukulin. Apalagi orang lain. Sungguh perbuatan tak terpuji! Rao yang sedang santai menikmati minuman favoritnya di depan rumah kosong area taman bunga merasa terusik dengan kehadiran Fania malam itu. Terlebih lagi apa yang dilontarkan oleh Fania cukup meresahkan hangatnya tenggorokan yang telah tercipta dari sore tadi.