Chapter 77
Ia lalu menghempaskan tubuhnya sambil berteriak sekencang-kencangnya digundukan pasir yang membuatnya terguling-guling. Air laut yang asin pun seakan memiliki solidaritas yang
tinggi. Tak mau membasahi tubuh Fania yang sedang tergeletak di bibir pantai karena tak ingin menambah perih luka hati yang dirasakan Fania.
***
Hubungannya dengan Erik memang sedang renggang. Namun, tak semudah itu bagi Rao melupakan tempat tinggal pertamanya di Mataram. Banyak kenangan yang telah tercipta di tempat ini. Setelah berhari-hari menghilang, kini ia datang kembali bersama minuman kedamaian tanpa label berkategorikan tradisional berwarna merah muda. Uangnya yang mulai menipis karena belum gajian. Saat ini menyendiri menjadi pilihan yang tepat untuk menenangkan hati yang sedang dilanda kemarau keceriaan. Ia tak ingin melihat satu orang pun di hadapannya, kecuali botol-botol yang berisi minuman memabukkan yang sudah dianggap sebagai teman paling mengerti