Sidzia Madvox2024/02/16 06:23
Follow

Nampak matahari sedang mempersiapkan dirinya untuk terbenam. Pasir putih bagai butiran merica menjadi kanvas yang pasrah untuk digores. Ranting kayu menari karena gerakan tangan Fania. Perlahan-lahan garis-garis itu merger dan membentuk wajah seorang pria yang sedang teriak membawa botol. Rasanya sudah cukup menegaskan bahwa itu adalah Rao. Rao adalah orang yang selalu menghantui pikiran Fania akhir-akhir ini. Fania semakin bingung dalam menyikapi problematika yang datang silih berganti. Semakin ia membenci Rao, semakin kuat pula rasa itu. Rasa yang ia coba hilangkan. Sungguh keadaan yang sangat sulit bagi Fania. Ia tak bisa membohongi diri bahwa ternyata ia jatuh cinta kepada seorang badboy bernama Rao. Sore yang indah itu, Fania memilih menepi dan menenangkan diri dari rentetan permasalahan yang menimpanya. Ia bertandang ke  pantai Klui.  Duduk  di samping pohon nipah sambil berbicara sendiri seolah sedang menghafalkan naskah drama. Fania kemudian berjalan menyusuri laguna.