Sidzia Madvox2024/02/16 06:23
Follow

“Fan, dari kantor sampai restoran, aku perhatiin kamu tuh murung terus. Kenapa sih? Lagi datang bulan ya?”

 

“Iya kali, Fel. Perut aku nggak enak banget rasanya.

Pengen muntah aja.” “Kamu hamil?”

“Huss! Ngaco kamu. Nikah aja belum.”

 

 

“Hahaha! Sorry-sorry,” kata Felisa sambil tertawa lepas. “Fel, aku boleh nanya sesuatu nggak ke kamu?”


“Yaelah, Fania. Mau nanya aja pakai ijin segala.” “Nanya ya nanya aja. Emang soal apa sih?”

“Kamu…kamu yakin mau kenalan sama Rao?” tanya

Fania terbata-bata.

 

 

“Emang kenapa, Fan? Kok kamu nanya gitu? Terus ada yang salah ya kalau aku kenalan sama Rao?”

 

“Hmmm…nggak sih, tapi…” “Tapi apa?!”

“Seminggu yang lalu Rao mukulin Erik.”

 

 

“Rao mukulin Erik?! Emang ada masalah apa sampai

Rao mukulin Erik? Bukannya mereka bersahabat?” “Nah! Itu dia. Aku juga bingung.” “Emang gara-garanya apa, Fan, sampai Si Rao mukulin Erik? Pastilah ada sesuatu. Nggak mungkin Rao tega mukulin Erik gitu aja kalau nggak ada sebab.”