Chapter 67
Ia pernah bilang ke Rao jika ia berada di posisi Rao ia tak akan sanggup menghadapinya. Kini, mengkhilaskan kepergian Rao adalah cara Erik mencintai sahabatnya itu. Erik tetap yakin suatu saat Rao akan datang kembali kepadanya. Ia yakin sahabatnya itu akan hidup bahagia suatu saat nanti. Mungkin dengan perpisahan akan membuat mereka mengerti arti pertemuan.
Pipi Erik yang agak berwarna keunguan sebagai tanda kecupan cinta dari Rao. Begitu kata cermin saat bertemu wajah Erik.
Suasana di lingkungan perumahan tempat mereka tinggal tak begitu ramai. Hanya Erik dan Rao yang membuatnya menjadi seru kala mereka berdua ngopi dan bercanda ria di warung Bude Rini. Rata-rata di perumahan itu dihuni oleh orang-orang yang sudah memasuki kepala lima. Anak-anak mereka sudah besar, banyak yang sekolah, bahkan kuliah di luar kota.
***
“Cie! Yang lagi sibuk ngerjain laporan setelah beberapa hari nggak masuk kerja. Sibuk sih sibuk, tapi jangan sampai lupa makan siang dong, Buk. Ntar sakit lagi,”