Chapter 63
“Aku nggak ijinin. Aku nggak mau urusannya jadi panjang. Aku sudah ikhlas kok,” jawab Erik dengan nada lirih.
“Benar-benar cowok penyabar kamu, Rik. Salut aku sama kamu.”
***
Sore itu Rao mendapati Fania dan Erik berduaan di belakang rumah kosong yang sering dijadikan Rao sebagai tempat minum-minum.
Rao terbakar api cemburu!
Usai kejadian pemukulan itu, keesokan harinya Rao mengambil beberapa pakaian dan barang-barang berharga miliknya kemudian hengkang dari rumah Erik. Rao memilih kos untuk sementara waktu.
Sungguh malang nasib Erik, ia tak menyangka Rao akan memukul dirinya. Namun, di satu sisi Erik merasa bersalah karena selama ini ia juga tidak pernah terus terang kalau sering bertemu dengan Fania. Dari balik jendela ia meratapi kepergian Rao. Terkenang masa- masa indah sewaktu di Tangerang. Erik mengambil foto mereka berdua yang terpajang di dinding kamar Rao. Foto saat mereka lulus SMA dengan baju penuh coretan dan tanda tangan dari teman-teman.