Chapter 61
“Rao, Plis! Dengarkan aku dulu. Ini semua nggak seperti yang kamu lihat dan pikirkan. Aku sama Fania itu cuma teman biasa. Kita cuma ngobrol biasa aja kok.”
“Udahlah, Rik. Aku nggak mau lagi dengar omongan kamu. Dasar pengkhianat!” Rao memberikan bogem mentah ke wajah Erik. Erik terjatuh dari kursi panjang yang terbuat dari kayu.
“Rao, cukup!” teriak Fania. Fania mendekati Rao lalu
menampar wajah Rao. “Erik itu sahabat kamu, Rao!”
Rao memegang pipinya sambil menatap wajah Fania.
“Kenapa? Kamu keberatan aku tampar?! Kamu mau marah? Kamu mau pukul aku? Ayo pukul!” Fania balik menantang Rao.
“Rao!” teriak Erik sambil memegang wajahnya yang terasa sakit. Untuk kedua kalinya Erik harus merasakan pukulan yang tak sepantasnya ia terima.
Rao lalu pergi dengan mata berkaca-kaca.
“Fania, kenapa kamu tampar Rao? Aku jadi tambah nggak enak sama Rao. Kesannya kamu belain aku. Nanti Rao jadi berpikir kalau kita emang ada hubungan.”