Sidzia Madvox2024/02/16 06:23
Follow

“Ya, kucing kaki empat lah. Lagi malas urus kucing kaki dua. Soalnya banyak yang garong,” jawab Fania sambil tertawa diikuti Sherly dan Alvin.

 

“Okay deh kalau gitu. See you tomorrow ya, Fan.” “Okay, Sher. See you!”

“Hati-hati, Mbak Fania.”


Thank you, Vin.”

 

 

***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jam delapan malam. Fania mengajak Felisa untuk bertemu di sebuah  café bernama Retrois  di bilangan Gomong Square. Fania penasaran dan tak sabar untuk mendengar cerita Felisa mengenai pemecatan Rendi. Malam itu Felisa sudah lebih dulu tiba. Di mejanya telah tersaji kentang goreng dan jus semangka. “Maaf ya, Fel. Aku ngajak kamu ketemuan mendadak.” “Nggak   apa-apa,   Fan.   Asal   semua   makanan   dan

minuman yang aku pesan kamu yang traktir ya!”

“Beres itu mah! Coba kamu ceritain kronologinya.” “Yaelah. Sabar  napa. Kamu aja baru datang.  Pesan

minuman dulu lah.”

 “Oh, iya. Aku pesan dulu, Fel.”

 

 

Fania  kemudian  menuju  kasir  untuk  memesan  Blue

Ocean dan pisang goreng krispi.