Chapter 49
“Ya, kucing kaki empat lah. Lagi malas urus kucing kaki dua. Soalnya banyak yang garong,” jawab Fania sambil tertawa diikuti Sherly dan Alvin.
“Okay deh kalau gitu. See you tomorrow ya, Fan.” “Okay, Sher. See you!”
“Hati-hati, Mbak Fania.”
“Thank you, Vin.”
***
Jam delapan malam. Fania mengajak Felisa untuk bertemu di sebuah café bernama Retrois di bilangan Gomong Square. Fania penasaran dan tak sabar untuk mendengar cerita Felisa mengenai pemecatan Rendi. Malam itu Felisa sudah lebih dulu tiba. Di mejanya telah tersaji kentang goreng dan jus semangka. “Maaf ya, Fel. Aku ngajak kamu ketemuan mendadak.” “Nggak apa-apa, Fan. Asal semua makanan dan
minuman yang aku pesan kamu yang traktir ya!”
“Beres itu mah! Coba kamu ceritain kronologinya.” “Yaelah. Sabar napa. Kamu aja baru datang. Pesan
minuman dulu lah.”
“Oh, iya. Aku pesan dulu, Fel.”
Fania kemudian menuju kasir untuk memesan Blue
Ocean dan pisang goreng krispi.