Chapter 42
Lombok jadi belum hafal betul tempat-tempat keren di sini. Tapi, so far semuanya keren-keren banget sih. Apalagi pantainya. Indah banget kan?!”
“Fania, aku ke sini sebenarnya ada urusan kerjaan. Besok mau ke Kuta Mandalika. Mau ketemu sama salah satu owner hotel di sana. Ya, sekalian liburan tipis-tipis. Hehe.” “Nice dong! Aku belum pernah ke Pantai Kuta lho, Sher.” “Haaa! Serius? Terus selama kamu tinggal di Lombok
kamu ngapain aja? Kerja melulu sih kamunya.”
“Iya nih, Sher. Apalah aku yang hanya seorang pengumpul receh,” Fania memelas sambil tersenyum kecil.
“Hahaha. Sabar ya, Fan,” ucap Sherly sambil mengelus rambut Fania. “Oiya, aku mau nyobain sate. Kayaknya enak nih.”
“Oiya. Boleh juga. Nanti aku yang traktir deh!” jawab
Fania.
“Asyik!” sahut Alvin yang dari tadi hanya diam sambil
memandangi keindahan pantai dan bukit hijau.
“Vin...Vin, giliran makan aja, paling demen loe!” celetuk Sherly.