Sidzia Madvox2024/02/16 06:23
Follow

“Ah, kamu, Rik. Biasa aja lagi..hehehe… Aku pergi dulu ya!”

 

“Iya, Fan. Hati-hati ya!” jawab Erik dengan suara serak kayak kodok.

 

Ketika Fania keluar dari kamar, tiba-tiba Rao datang sambil membawa pakaian Erik yang dibungkus plastik bening usai dilaundry. Rao memasang muka masam. Fania tak memedulikan Rao dan pergi begitu aja.

 

“Rik, nih bajumu. Kemarin aku laundry.”


“Rao, thanks ya.”

 

 

“Ngapain cewek sialan itu ke sini?! Emangnya dia nggak

puas apa lihat kita menderita.” “Maksud kamu, Rao?”

“Iya. Gara-gara dia kan kamu digebukin sama gerombolan Rendi. Kok bisa-bisanya sih dia kenal sama kamu? Kehadiran dia itu membawa malapetaka buat kita.”

 

“Kamu nggak boleh ngomong gitu, Rao.”

 

 

“Kenapa sih kamu selalu belain cewek itu terus? Jelas- jelas dia penyebab dari semua ini! Oh, kamu suka ya sama dia? Pantas aja kamu dibesuk. Ternyata dia lebih berarti dari persahabatan kita!”

 

“Rao, dengar aku dulu!”