Chapter 39
memberikan buah apel ke Erik.
Tak lama kemudian, handphone Fania berdering. Panggilan masuk dari nomor tak dikenal.
“Halooo, selamat sore! Dengan Mbak Fania ya?” “Halo, selamat sore juga!
“Iya, benar. Dengan siapa ini ya?” Fania diam sejenak
sambil mengingat suara di seberang.
“Oalaaa, aku kira siapa. Sherly to! Hay, kamu di mana? Dari tadi aku nunggu kabar kamu loh! Kok nggak ada WhatsApp?” tanya Fania dengan penuh antusias.
“Fania, ini nomor teman aku. Tadi aku sempat WhatsApp kamu, tapi nggak terkirim. Eh, taunya kuota aku habis.”
“Oalaaa. Yaudah, sekarang aku samperin ya. Kamu di mana? Di hotel mana?!”
“Aku di Art Market Senggigi. Kamu tau kan?”
“Oiya…tau tau! Okeh. Sekitar dua puluh menit lagi aku
sampai.”
“Rik, maaf ya. Aku harus temui teman aku yang tadi aku certain itu. Namanya Sherly. Nanti kalau gimana-gimana kamu kabari aku ya!” “Slow. Thanks ya, Fan. Kamu sudah repot-repot bawain buah apel segala.”