Chapter 31
Rendi membalas dengan tendangan. Fania menangis, menjerit, dan mencoba melerai pertarungan dua pemuda yang tidak saling kenal, tapi sama-sama siap untuk menerjang. Darah segar mengucur dari hidung Rendi. Tak terima dengan perlakuan Rao, Rendi mengambil kayu balok yang ada di depan rumah Fania. Rao berhasil menghalaunya. “Ren, cepat pergi!” teriak Fania meminta kekasihnya untuk kabur. Malam itu Rendi kalah telak dari Rao! “Udah cukup!” Fania berteriak lalu menghadang Rao agar tak lagi memukul Rendi. “Tunggu pembalasanku!” Rendi mengancam. Rendi lalu
pergi setelah dipermalukan di depan Fania.
“Ngapain sih kamu ikut campur urusan aku?” tanya Fania yang sebenarnya agak khawatir juga dengan keadaan Rao yang agak sempoyongan, tapi berhasil menjadi pahlawan kemalaman. “Kamu belain si brengsek itu? Dia pacar kamu? Oke! Aku memang nggak ada hak untuk ikut campur urusan kamu. Tapi kalau kejadiannya sepertiini, aku nggak bisa tinggal diam ketika melihat wanita diperlakukan semena-mena.