Chapter 23
kamu dong? Terus, masa iya sih kamu masih menganggap aku musuh kamu?”
“Maaf ya, aku nggak sudi punya adik ipar kayak kamu!” “Woy! Emang kamu pikir aku juga rela apa kakak aku
pacaran apalagi punya suami kayak kamu?!” Fania lalu
menutup pintu rumahnya. DUARRRGGG!
“Dasar cewek gila!” maki Rao lalu meninggalkan rumah
Vero. Dari balik pintu, Fania merenung. Hari ini ia tak menyangka bakal kedatangan tamu yang sebenarnya ingin ia temui sekaligus orang yang ia takuti. Ia merasa jiwanya dalam bahaya. Bukan tidak mungkin ia akan selalu bertemu Rao. Fania mencoba menenangkan diri dengan makan cokelat sambil duduk di depan kolam ikan. Entah mengapa, ia merasa semakin galau dengan apa yang terucap dari mulut Rao bahwa dia adalah pacar Vero. Banyak kejutan yang didapatkan Fania selama tinggal di Mataram. Tentunya kejutan yang tak ia harapkan, tapi harus diterima dengan lapang dada. Persoalan yang baginya begitu sepele ternyata bagaikan sinetron kejar tayang.
***