Chapter 17
“Itu tuh…yang barusan naik mobil yang keluar dari rumah
Vero.”
“Oh…itu. Kalau nggak salah sih yang tinggal di situ kan cuma Vero sama sepupunya. Namanya Fania. Baru sebulan lebih sih dia tinggal di sini. Sudah dua kali dia belanja di warung. Anaknya baik dan ramah banget. Dia dari Surabaya.
‘Fania. Hmmm… ternyata itu Namanya,’ Rao membatin.
“Emang kenapa, Mas Rao. Ciieee…pasti Mas Rao naksir
ya?”
“Nggak, Bude. Dia sudah nuduh aku jambret tasnya.” “Haaa. Kok bisa?!”
“Panjang ceritanya, Bude. Makasi banyak ya atas
infonya.”
“Rao, kamu mau ke mana?” tanya Erik.
Rao pergi begitu aja dengan motor kesayangannya tanpa menjawab pertanyaan Erik. Rao membuntuti Fania.
“Mas Rao kenapa sih?”
“Biasalah. Rao kan emang aneh, Bude. Oiya, Bude aku mau berangkat kerja dulu ya nanti sore aku bayar.”
“Iya, nggak apa-apa...hati-hati ya, Nak Erik!”
Akhirnya, Rao kini tahu kalau cewek yang ribut dengannya dua hari yang lalu itu tinggal di perumahan yang sama.
***