Chapter 13
“Hmm…gitu. Udahlah, Rao. Mending kamu lupain aja. Lagian semua kan sudah selesai.”
“Selesai dari mana? Enak aja kamu ngomong. Kamu kok jadi belain dia sih bukannya ngedukung aku untuk balas dendam.”
“Bukan begitu, Rao. Lagian dia kan cewek dan nggak seharusnya kamu bersikap seperti itu.”
“Halaaah…kamu kalau soal wanita aja paling doyan!”“Udahlah aku mau pergi.” “Rao, kamu mau ke mana?”
Rao membuang jaketnya ke tempat sampah untuk mengakhiri kesialan. Erik memunggutnya tanpa sepengetahuan Rao lalu menyimpannya di lemari milik Erik.
***
Pagi yang cerah sedikit gundah dengan wajah yang memerah seperti orang yang alergi makan udang, Rao sudah enjoy duduk di depan warung Bude Rini berteman secangkir kopi dan seporsi pisang goreng.
“Hai, Rao! How are you?!” teriak seorang wanita sambil membuka jendela dari lantai dua seberang warung Bude Rini.