KASUS BOVIE EPHERAL FEVER (BEF) / DEMAM TIGA HARI PADA HEWAN TERNAK

Bovine Ephemeral Fever (BEF) atau demam tiga hari adalah penyakit viral pada sapi dan kerbau, yang sering terjadi pada saat musim pancaroba di daerah tropis. Penyakit yang disebabkan oleh Ephemerovirus dari family Rhabdoviridae ini ditularkan kepada ternak sapi melalui vektor perantara Bitten Mites, ordo Diphtera, yaitu Culicoides osystoma dan Culicoides nipponensis betina. Bovine Ephemeral Fever (BEF), disebut juga sebagai Demam Tiga Hari (Three Days Sickness), merupakan penyakit sapi yang bersifat akut yang disertai demam, dengan angka kesakitan (morbiditas) yang tinggi, akan tetapi angka kematiannya (mortalitas) rendah.
1. Etiologi Bovine Ephemeral Fever (BEF) disebabkan oleh virus Rhabdovirus, yang termasuk dalam familia yang sama dengan virus Rabies dan Vesicular Stomatitis (Wang, et al., 2001). Virus ditularkan oleh serangga. Galur virus yang telah diteliti, memiliki kesamaan secara antigenik, dan berdasarkan pengamatan lapangan, masing-masing virus mungkin berbeda dalam virulensinya (Lim, et al., 2007). Dijelaskan oleh Lim, et al. (2007), virus dapat dibiakkan di dalam telur ayam bertunas, dalam anak mencit setelah inokulasi intracerebral dan dalam biakan sel. Efek sitopatogenik (Cytopathogenic Effect = CPE) dapat dilihat dalam biakkan sel BHK 21, yang dapat digunakan sebagai dasar uji Neutralisasi Serum (Wang, et al., 2001).
2. Epidemiologi Meskipun telah diketahui bahwa Bovine Ephemeral Fever (BEF) disebabkan oleh Arbovirus, namun vektor yang pasti belum dapat ditentukan. Nyamuk dan lalat pasir dicurigai sebagai vektor, sedangkan Cullicoides dianggap sebagai vektor yang paling mungkin. Secara percobaan, telah terbukti bahwa virus dapat memperbanyak diri di dalam Culex, Aedes dan Culicoides (Sjafarjanto, 2010). Penyakit dapat ditularkan secara kontak, dan inokulasi intravena dapat segera menimbulkan penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF) (Lim, et al., 2007).
Gejala klinis yang senantiasa ditemukan berupa demam, dengan kenaikan
suhu 2° – 4°C dari suhu normal, dalam jangka waktu 1 – 4 hari. Penderita kelihatan gemetar (tremor), anoreksia dan kehilangan nafsu minum, dengan frekuensi respirasi dan jantung yang meningkat, dan sering kali disertai dengan konstipasi atau diare (Subronto, 1995). Pada penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF) tidak perlu dilakukan tindakan pengobatan, yang dilakukan hanyalah berupa tindakan terapi symptomatis, untuk menghilangkan rasa sakit dan demam yang timbul (Sjafarjanto, 2010). Hewan penderita dengan kasus penyakit yang berat, harus diusahakan agar tidak terjadi komplikasi infeksi sekunder. Lebih lanjut menurut Sjafarjanto (2010), pemberian minum jangan menggunakan alat drencher atau dicontang, karena dalam fase akut,beberapa penderita mengalami kesulitan menelan, sehingga dikhawatirkan akan terjadi Slik Pneumonia = Aspirasi Pneumonia.
Belum ditemukan vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit ini.
Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan menjaga sanitasi dan hygiene kandang dan ternak secara rutin, melakukan penyemprotan insektisida, serta menghindari adanya genangan air di sekitar kandang, untuk mencegah berkembangbiaknya larva Culicoides (Subronto, 1995 dan Astiti, 2010).
Follow Aisyah Ayodya to stay updated on their latest posts!
0 comments
Be the first to comment!
This post is waiting for your feedback.
Share your thoughts and join the conversation.