Chapter 184
“Maaf, saya nggak sengaja, Pak. Saya akan ganti,” kata
Rao dengan raut wajah yang cukup panik.
“Nanti saya yang ganti,” jawab wanita yang baru keluar
dari dalam toilet.
“Fania.”
“Rao,” balas Fania dengan mata berkaca- kaca.
“Kamu ngapain ke sini, Rao?”
“Fan, kita bisa ngobrol di luar sana sebentar?”
“Ngobrol soal apa, Rao?“ Fania pun mengiyakan ajakan
Rao.
Rao bingung harus mulai dari mana untuk menyampaikan maksud kedatangannya. Air mata tipis- tipis yang keluar dan membasahi pipinya cukup menjadi jawaban atas penyesalannya selama ini yang tak bisa menerjemahkan perasaannya yang sesungguhnya. Mungkin lebih tepatnya terlambat menyadari.
“Fan, kamu…kamu yakin mau menikah sama bos
kamu?”
“Emang kamu dapat gosip dari mana, Rao?” “Aku tahunya dari Vero, Fan.”
“Rao, udahlah. Kita punya jalan hidup masing-masing.