Sidzia Madvox2024/02/16 06:23
Follow

Ma, Fania sayang banget sama Mama. Aku kangen sama Mama. Aku tahu mama memilih untuk kerja di Solobukan semata-mata karena persoalan ekonomi. Bukan, Ma. Fania tahu. Fania tahu kalau sebenarnya Mama mencoba membuka hati untuk pria lain. Fania juga ngerti, betapa sedihnya Mama setelah sekian lama ditinggal papa. Kita semua kehilangan sosok papa. Hanya doa yang bisa kita panjatkan untuk papa. Kita kirim doa terbaik, Ma agar papa bahagia di sana.

 

Fania nggak keberatan kalau Mama pada akhirnya memilih untuk menikah lagi. Aku malahan senang, Ma jika itu yang terbaik untuk Mama. Tapi sosok papa nggak ada yang bisa gantiin di hati aku. Papa adalah pria pertama yang memeluk dan mencium aku. Papa adalah pria pertama yang menghibur aku di kala sedih. Papa adalah pria pertama yang berjuang demi kebahagiaan aku dan mama. Karena papa adalah cinta pertama Fania.

 

 

 

 

“Hoaamm! Ngantuk. Sudah dulu ah nulisnya,” buku diary

Fania kini sudah mulai penuh oleh tulisan-tulisan bertema