Sidzia Madvox2024/02/16 06:23
Follow

“Lha, tadi Pak Musam nanya saya kenapa kok nggak pakai pesawat. Terus kalau nggak pakai kapal laut dan pesawat gimana dong? Berenang?” celoteh Fania sambil terkekeh.


“Kan, Mbak Fania itu bidadari, punya sayap, tinggal terbang aja. Hahaha!” Pak Musam paling bisa kalau ngegombal.

 

“Oiya, Pak Musam. Jangan lupa nanti di Cakra dekat

Rumah Sakit Risa kita mampir rumah makan ya.” “Oke, Mbak!”

Begitu sampai di rumah makan, Pak Musam memesan nasi ayam dan secangkir teh manis. Pak Musam tampak lahap menyantap makanan yang ada di atas meja.

 

“Pak Musam, makannya niat betul!”

 

 

“Iya, Mbak. Ternyata perut saya ini otomatis.” “Maksudnya?”

“Iya, Mbak. Cacing-cacing mengirim sinyal mengingatkan saya kalau ternyata semalam saya belum makan. Pantas aja tangan saya gemetaran. Saya pikir saya grogi ketemu Mbak Fania. Eh, ternyata memang belum makan.”