Sidzia Madvox2024/02/16 06:23
Follow

Bu Dewi sudah memesannya dari sebulan yang lalu lho. Dia mau bawa untuk oleh-oleh ke Magelang.”

 

“Okay, Tan. Kirim alamatnya. Aku anterin langsung!”


“Yaudah, kamu balik ke toko. Nanti rotinya disiapin sama Si Selvi. Oiya! Roti cokelat, nanas, tiramissu yang udah tante kasih label ya. Takutnya Selvi lupa lagi. Ntar malah dikasih yang versi biasa lagi.”

 

“Baik, Tan. Siap!”

 

 “ Okay deh, Rao. Tante juga mau lanjut ke rumah teman

dulu ya. Mau arisan.” “Hati-hati, Tante!”

“Oiya, Rao! Nanti kalau sudah kamu kirim, kabari tante ya!”

 

“Iya. Beres, Tante.”

 

 

Rao menggeber motornya untuk mengambil dan mengantar pesanan. Sepanjang perjalanan, wajah Erik terus terbayang. Rao rindu akan sahabatnya itu. Sesampainya di toko, ia membuka folder galeri foto di ponselnya. Cukup lama ia memandangi foto sahabatnya itu. Ada keinginan menelepon untuk sekadar mengucapkan permintaan maaf. Namun, ia urungkan niatnya itu dan lebih memilih untuk menunggu kepulangan Erik.

 

***