Chapter 52
“Ya nggaklah! Gila aja. Emang aku cewek apaan. Nggak semudah itu kalik. Tapi kalau aku pikir-pikir sih, Rendi itu kayaknya sering gituan deh. Aku nggak mau jadi korban berikutnya.”
“Hmm. Iya juga sih, Fan.”
“Eh. Aku boleh nanya nggak, Fan?”
“Nanya apa?”
“Itu tuh…cowok yang waktu kita ketemu di rumah sakit. Temannya Erik.”
“Siapa?” tanya Fania sambil memainkan sendok garpu.
“Itu lho…yang cakep, yang cool. Siapa sih? Yang tinggi. Pokoknya cakep deh. Ah, kamu, Fan. Masak lupa sih. Itu tuh.”
“Oh.”
“Kok malah jawab ‘Oh’ sih. Kalau nggak salah aku dengar namanya Rao ya?” “Iya kali,” jawab Fania tak bersemangat.
“Kok muka kamu langsung cemberut gitu baru aku nanya soal Rao? Salamin sama Rao dong, Fan! Hehe.”
“Samperin aja langsung!”
“Ya mesti ada perantara dong, Fan.” “Kamu pikir aku mak comblang?!”
“Kamu nggak tahu kan Rao itu kayak gimana.”
“Maksud kamu?! Woaa. Malam ini aku banyak banget dapat berita seru nih. Asyik! Terus-terus?” Felisa semakin penasaran.