Chapter 11
Rao masih bungkam.
“Ayolah cerita! Kali aja aku bisa bantu?”
“Rik, sebangsat-bangsatnya aku, aku nggak pernah namanya mencuri!”
“Ha! mencuri?! Maksud kamu, Rao?”
“Iya. Tadi sore aku lagi asyik minum kopi, eh, malah aku dituduh jambret tas! Sial banget, kan? Awas tuh cewek! Liat aja pembalasanku!”
“Jambret? Kamu dituduh jambret, Rao? Waduh!”
“Iya. Seenaknya aja nuduh orang. Hampir aja aku dihakimi massa.”
“Bentar. Coba kamu tarik nafas dan jelasin pelan-pelan. Awalnya gimana, Rao?” “Tadi sore aku lagi minum kopi di warung Mbak Anu, tiba- tiba aku disatroni warga. Kata cewek sialan itu aku adalah penjambret tas miliknya! Yang jambret tasnya punya ciri- ciri memakai jaket jeans biru. Bodohnya lagi orang-orang tuh sok jadi pahlawan kesiangan. Manakerah jaket aku ditarik lagi sama security. Harga diri aku hancur di depan umum.” “Emang di antara mereka ada yang kenal kamu, Rao?” “Ya…nggak ada sih. Tapi kan nggak gitu juga caranya
asal main tuduh dan main hakim sendiri.”