Agresi militer Rusia Kepada Ukraina, Apakah Sanksi yang Diberikan UE Bisa Menghentikan Putin?

Tepat 2 tahun setelah Rusia melakukan serangan militer besar-besaran kepada negara tetangganya yaitu Ukraina pada Februari 2022 lalu. Serangan tersebut melibatkan 150.000 personel tentara Rusia dengan target serangan yaitu kota inti dari Ukraina sendiri seperti Kyiv. Serangan tersebut menyebabkan kondisi kota Kyiv menjadi mencekam dan menjadi zona darurat militer oleh pemerintah setempat. Per Februari 2024 ini, total 31.000 tentara Ukraina dilaporkan gugur dalam medan pertempuran dalam membalas serangan dari Rusia tersebut. Jika dilihat dari alasan Rusia menginvasi Ukraina sebenarnya memiliki alasan yang kompleks dan berkaitan dengan hubungan antar negara di benua Eropa. Sebelum menginvasi Ukraina, Rusia telah memberikan beberapa peringatan kepada Ukraina agar tidak ikut campur bahkan bergabung dengan NATO yang merupakan aliansi dari negara-negara Eropa dan juga Amerika. Tujuan NATO ini sebenarnya mempromosikan perdamaian di antara negara-negara anggotanya, namun Rusia mengendus maksud lain dari bergabungnya negara-negara lain di zaman modern ini. Presiden Rusia yaitu Vladimir Putin menuduh bergabungnya Ukraina ke NATO adalah satu langkah yang bisa mengancam Rusia karena latar belakang konflik di dua negara ini berlangsung cukup lama. Maka dari itu, jika Ukraina bergabung dengan NATO ,otomatis negara-negara anggota NATO akan memberikan “perlindungan” kepada Ukraina dan juga dukungan kepada Ukraina jika suatu waktu nanti keadaan dari dua negara ini memanas lagi.
Atas dasar larangan yang disampaikan langsung oleh presiden Rusia tersebut mendapat respon yang kurang baik dari NATO dan pemimpin Ukraina. Alhasil, pada 24 Februari 2022, Rusia mulai menyerang kota Kyiv secara besar-besaran yang melibatkan serangan udara maupun darat. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan peringatan kepada Ukraina jika masih tetap kekeh dengan keputusannya dan juga memberikan peringatan kepada NATO jika masih pro terhadap Ukraina. Putin menganggap bahwa Ukraina telah “dirusak” oleh Amerika yang dianggap memberikan pengaruh yang besar terhadap perlawanan Ukraina kepada Rusia.
Invasi Rusia terhadap Ukraina pun menimbulkan reaksi berbeda dari negara-negara yang ada di dunia terutama organisasi internasional PBB,NATO,DLL. Ada yang memberikan sanksi dan ada juga yang memberikan dukungan terhadap invasi tersebut terutama negara-negara sekutu Rusia. Salah satu sanksi yang didapat Rusia yang paling menonjol adalah sanksi yang diberikan oleh Uni Eropa. Uni Eropa adalah organisasi internasional yang terdiri dari negara-negara Eropa yang bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan kerja sama antar negara anggota. Walaupun Rusia tidak termasuk negara anggota, namun Uni Eropa memberikan sanksi tidak langsung kepada Rusia yaitu dengan memblokir atau membatasi akses-akses bank serta perusahaan asal Rusia di pasar modal dan sekunder Uni Eropa. Yang kedua yaitu melarang negara-negara anggota Uni Eropa untuk melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan Rusia terutama ekspor dan impor alat-alat militer. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah sanksi tersebut benar-benar manjur? Jika dilihat sampai saat ini, perang antara dua negara ini masih berlangsung. Ini menandakan bahwa sanksi yang diberikan oleh UE ini tidak begitu berarti bagi Rusia. Walaupun IMF menyebut bahwa akibat sanksi-sanksi yang diberikan kepada Rusia tersebut menyebabkan penyusutan ekonomi Rusia sebanyak 2,1%, namun tidak membuat Rusia gentar dan berhenti melakukan invasi ke Ukraina. Bahkan yang terjadi hingga 2024 ini, pemerintah Rusia mencatat kenaikan persentase perekonomian dari tahun ke tahun mencapai 3,6% dalam jangka waktu 2023-2024. Kenaikan tersebut berasal dari naiknya volume ekspor gas cair Rusia kepada negara-negara dunia terutama negara-negara UE. Hal ini yang menyebabkan ketidakefektifan sanksi yang diberikan oleh UE terhadap Rusia.
Atas dasar itulah, sanksi yang diberikan oleh negara-negara Eropa terutama Uni Eropa dianggap tidak efektif karena Rusia masih bisa berkembang pesat walaupun sanksi-sanksi tersebut diberikan. Bahkan negara-negara anggota Uni Eropa masih bergantung pada ekspor gas mentah ini.
Aldaer Dwiscaleo Utraさんをフォローして最新の投稿をチェックしよう!
0 件のコメント
この投稿にコメントしよう!
この投稿にはまだコメントがありません。
ぜひあなたの声を聞かせてください。