Buku YA AMPUN

第41話 - #MANTAN KUCING

Sidzia Madvox2024/02/24 08:19
フォロー

Malam yang begitu dingin dan sunyi seketika berubah menjadi menakutkan. Suasana mencekam kian terasa. Sempat berpikir bahwa ini bagian dari kedatangan mahluk halus. Namun itu semua terbantahkan manakala terdengar suara seperti orang loncat berkali- kali. Saya pun memberanikan diri mencari sumber suara sambil membawa kayu balok. Ternyata suara itu berasal dari sudut belakang rumah saya. Perlahan saya mendekat sambil terus waspada.

Dan  ternyata  itu  Bounty,  kucing  saya!  Ya,  Bounty  lagi menikam, menerkam seekor tikus yang terbilang cukup besar. Tikus yang sudah terlihat tak berdaya itu pun akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. Dalam hati saya berkata, tumben selama saya pelihara si Bounty, baru kali ini saya melihatnya membantai tikus. Apakah ini pantas disebut suatu prestasi yang membanggakan? Namun di satu sisi, si Bounty telah menghilangkan nyawa si tikus. Terlebih lebih ia memakan separuh tubuh tikus yang belum diketahui identitasnya ini.

Kucing  saya  yang  bernama  Bounty  yang  didominasi  oleh

 

warna kuning ini memang sangat sangat jarang terlibat pertempuran dengan tikus-tikus. Namun ini pertama kalinya saya melihatnya dengan gagah perkasanya ia menghabisi si tikus yang memang beberapa hari ini sering dan sangat meresahkan. Saya pribadi tak menyarankan kucing saya untuk memakan tikus. Karena sangat berbahaya bagi dirinya. Namun naluri yang dimiliknya jelas tak bisa saya halangi.



 

Keesokan harinya saya ngobrol empat mata dengan Bounty sambil menyantap tongkol menu  kegemarannya. Di situ saya bilang ke Bounty agara jangan memakan tikus lagi. Entah dia mengerti atau tidak yang pasti saya sudah menasihatinya.

Dua hari setelah Peristiwa yang dikenal dengan nama 4 April Bounty Beringas, tak  pernah  lagi saya berjumpa dengan  Bounty. Sebulan lebih ia pergi tanpa permisi. Kuat dugaan saya kalau ia merasa tersinggung dengan nasihat yang saya berikan. Bounty memang Kuper (Kucing Baper). Kesana kemari saya mencarinya tak juga ketemu. Teman-teman dekatnya juga tak satu pun yang mengetahui keberadaan Bounty. Sempat saya berpikir kalau Bounty dihabisi oleh keluarga dari tikus yang dibunuh. Mungkin juga Bounty telah mati diterkam binatang buas (Anjing). Saya pun mengikhlaskan apabila Bounty telah mati. Namun setelah dua bulan kepergiannya dari rumah, saya pun tak sengaja berjumpa dengan Bounty di acara pesta ikan yang berjarak kurang lebih sekitar seratus lima puluh meter dari rumah saya. Bounty lagi asyik menikmati ikan-ikan yang sudah tak bernyawa. Ia melihat saya namun tak menyapa.

Tubuhnya begitu gemuk dan berisi. Saya tak yakin dia fitness. Tapi  yang  jelas  Bounty  makannya  banyak.  Dan  sepertinya  dia bahagia serta sejahtera.

Saya tau kalau Bounty marah pada saya. Seakan-akan apa

 

yang dia lakukan tak pernah berarti di mata saya. Namun saya menghormati segala keputusan Bounty. Ia memilih untuk tinggal bersama teman-temannya di nomaden residence. Namun kapan pun ia mau balik lagi ke rumah, pintu akan selalu terbuka lebar untuk Bounty.